![]() |
Sumber: its.ac.id |
#1
Pagi Bersama Makam
Bersama pagi aku merenung
Di antara ribuan tumpukan tanah
Melilit rasa untuk bersendawa
Dengan roh-roh yang terdiam
Angin berembus rindu
Pada kata yang bersemayam
Pada tumpukan tanah
Bambu mengukir bermakna
Silsilah
Batu nisan yang kokoh nan bermakna
Hanya menanti lautan menerjang
#2
Jeritan Daun
Demi koaran nasibku
Aku jatuh tertiup angin pilu
Dan tertusuk oleh duri
Kepedihan
Ragaku tergantung
Dan beriringan pada
Angin yang berputar
Aku menjerit sampai mendesah
Lalu aku terjatuh hingga terbentur
Pada bebatuan
#3
Perjalanan
Langkah demi langkah kujejaki
Hingga aku merintih pada kepakan
Sayap yang berjatuhan karna
Gurauan
Pohon pisang melampirkan perasaan
Melewati jajahan angin sepoi
Aku meneteskan air mata dan
Mengalir hingga menyuburkan ladang
Aku rela berpanasan demi sebuah
Tumbuhan yang hanya kering membisu
Untuk merdeka
#4
Perbincangan Angin
Langit menyaksikanku yang
Berjalan pada sepoian angin
Dan Pohon pohon bergoyang
Berirama hingga terkelupas
Dedaunan pun terlepas
Butiran kerikil bertabur
Dalam senyuman terhibur
Sandiwara mengupas pada
Jalanan terlentang
#5
Buah Gugur
Cahya ilahi menyapaku pada setiap
Langkah di mana aku berseru
Dengan sepoi rindu mengasahku
Dan melagukan penderitaan
Aku tersiksa dengan siraman kata
Yang menyuburkan rasa
dan merintih pada
Gelora
Hiburan demi hiburan terbuang
Pada jalan yang terbentang
Melayani injakan sang
Penderita
Buah terlalu gugur untuk
Menumpahkan rasa
Pada pohon yang semena-mena